Deteksi Dini dan Penanganan Kanker Tulang

Deteksi Dini dan Penanganan Kanker Tulang


RSMH Palembang berkerjasama dengan Media Elektronik Sriwijaya TV memberikan penyuluhan kesehatan dalam program dalam dialog interaktif Jendela yang ditayangkan Sriwijaya TV, Sabtu 6 Mei 2023  mengangkat tema Deteksi Dini dan Penanganan Kanker Tulang. Dengan narasumber dr. Primadika Rubiansyah, Sp.OT(K)



Pada acara dialog tesebut dr. Primadika Rubiansyah, Sp.OT(K) menjelaskan bahwa Kanker tulang rentan menyerang seseorang yang berusia 40 tahun ke atas. Meski demikian, dalam beberapa kasus kanker tulang juga terjadi pada sesorang di bawah usia 40 tahun. 


“Gejala kanker tulang, pertama terjadi nyeri
tulang hebat terutama pada malam hari. Gejala selanjutnya akan ada benjolan yang pertumbuhannya cepat. Akan lebih parah ketika benjolan itu sudah terganti semua oleh kanker akan menyebabkan tulang menjadi rapuh dan patah. Gejala lainnya kurang nafsu makan serta berat badan turun” katanya!. 


“Kanker tulang juga dapat menyebabkan kematian. Karena penyebarannya kemana-mana maka target organ yang sering terdampak yaitu paru-paru, kesalahan penanganan di awal dapat memperburuk penderita kanker tulang. Seiring dengan perkembangan dunia medis, penanganan kanker tulang juga semakin maju" Ujarnya.


"Sejak Tahun 2020, Palembang sudah bisa melakukan teknik bedah beku. Ini merupakan satu-satunya di Sumater. Teknik bedah beku yaitu pengangkatan tumor kemudian diproses dan dibekukan selama 20 menit. Setelah tahapan tersebut kemudian dilakukan penanganan selanjutnya” Tambahnya.!.


“Stadium kanker tulang terdiri dari tiga tingkatan. Stadium pertama, tumor masih di dalam tulang. Pada tahapan ini nyeri sudah sesekali terasa namun belum begitu hebat. Sementara stadium dua terjadi ketika tumor sudah di luar tulang. Gejala pada stadium ini ditandai dengan nyeri yang hebat. Ketika kanker sudah menyebar misal hingga ke paru-paru maka itu sudah memasuki stadium 3”. Jelasnya lagi!.


“Penanganan terhadap pasien kanker tulang bergantung pada kondisi pasien itu sendiri. Terutama berkaitan dengan sensitivitas pasien terhadap kemoterapi. Kemoterapi itu memang sangat tidak nyaman, namun pasien harus dimotivasi agar tidak menyerah. Sebab prinsip di ortopedi adalah life is movement atau hidup itu bergerak. Oleh karena itu, bagaimanapun kondisi pasien harus terus diupayakan walaupun terpaksa harus diamputasi," Pungkasnya.!.


( Leni Promkes RSMH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rapat Kerja RSMH 2023 Dirut RSMH Membuka secara Resmi Raker

RSMH Palembang Melakukan Transplantasi Ginjal ke 5

RSMH Palembang Sertifikat Paripurna Bintang 5 KARS