Dalam Rangka Hari TBC Sedunia RSMH Talk Show di RRI Palembang

 

Dalam Rangka Hari TBC Sedunia

RSMH  Talk Show di RRI Palembang

 

Hari Tuberculosisi Sedunia (HTBS) jatuh pada tanggal 24 Maret, dimana pada tanggal ini di peringati untuk meningkatkan semangat semua elemen dalam program penanggulangan TBC di Indonesia. Tema Global dalam memperin
gati Hari Tuberkulosis Sedunia pada tahun 2023 adalah “Yes! We can End TB“. Tema “Ayo Bersama Akhiri TBC, Indonesia Bisa!” dipilih untuk membawa harapan bahwa kita memiliki kekuatan bersama untuk mengakhiri TBC pada tahun 2030

 

Selasa, 21 Maret 2023, RSMH Palembang bekerja sama dengan RRI Pro 1, mengadakan Talkshow Interaktif “Dalam rangka Hari TB Sedunia” dengan narasumber dr.Rouly Pola Pasaribu,Sp.PD,K-P dan tujuan untuk memberikan edukasi dan meningkatkan pengetahuan masyarakat umum

 

Menurut dr. Rouly Tuberkulosis atau TB adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru dan mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak napas disertai batuk kronis

 

 

“Menurut World Health Organization (Global TB Report, 2022), TBC masih menjadi masalah kesehatan di dunia hingga saat ini .Setidaknya terdapat 6 juta kasus adalah pria dewasa,kemudian 3,4 juta kasus adalah wanita dewasa dan kasus TBC lainnya adalah anak-anak, yakni sebanyak 1,2 juta kasus.” Jelas dr. Rouly

 

Sebagian besar penyakit TB (TB aktif) terjadi di paru-paru. Namun, pada seseorang dengan infeksi HIV, hampir setengah kasus TB memiliki penyakit di bagian lain dari tubuh. Berbeda dengan TB laten, seseorang dengan penyakit TB di paru-paru biasanya mengalami batuk dan terkadang batuk berdarah. Gejala umum penyakit TB atau dikenal juga dengan TB aktif meliputi demam, berkeringat pada malam hari, kehilangan nafsu makan, kehilangan berat badan, dan kelelahan. Penyakit TB dapat disembuhkan dengan terapi standar, sekalipun pada penderita dengan infeksi HIV. Tuberkulosis tidak tertangani sering berdampak fatal, khususnya pada penderita dengan infeksi HIV. Sputum smears sering menghasilkan negatif pada pasien dengan TB dan HIV.

Saat ini, penyakit TB aktif diobati dengan terapi kombinasi yang terdiri atas tiga atau lebih obat (biasanya empat). Lama terapi TB kasus baru adalah enam bulan, yang terdiri dari dua bulan oertama fase intensif, dilanjutkan empat bulan fase lanjutan untuk memusnahkan sisa bakteri yang telah masuk kedalam kondisi dorman. Tujuan awal dari terapi kombinasi tersebut adalah untuk meminimalkan perkembangan resistensi terhadap streptomisin setelah obat tersebut diperkenalkan pertama kali.” Tambah dr. Rouly

 

 

dr. Rouli juga mengatakan bahwa agar keluarga penderita tidak tertular penyakit tersebut hal-hal yang harus diperhatikan adalah jaga jarak dengan pasien, pasien diwajibkan memakai masker, lingkungan harus bersih sirkulasi udara harus lancar jendela dan pintu harus terbuka,perhatikan PHBS dan penderita juga tidak boleh membuang ludah sembarangan. Selain itu menurut dokter Rouly pasien dengan penyakit Diabetes melitus wajib di cari tahu apakah ada Tb atau tidak ,kalau dulu hanya penyakit HIV yang digandeng.

 

 

Terakhir dokter Rouly menyimpulkan menemukan dan menyembuhkan penderita merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB.

 

(Nasibah,Promkes)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rapat Kerja RSMH 2023 Dirut RSMH Membuka secara Resmi Raker

RSMH Palembang Melakukan Transplantasi Ginjal ke 5

RSMH Palembang Sertifikat Paripurna Bintang 5 KARS